HIPNOTERAPI - PRESIDEN SBY JOKOWI INDONESIA

HIPNOTERAPI - PRESIDEN SBY JOKOWI INDONESIA

HIPNOTERAPI SURABAYA

Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, mengalir santai. Selama 40 menit, keduanya mengumbar senyum dan tawa. Ada satu momen lucu yang terjadi di awal pertemuan. SBY memberi tugas khusus kepada Sudi Silalahi. Perintah itu bukan menyangkut urusan negara, seperti ketika SBY menjadi presiden dan Sudi sebagai menteri sekretaris negara. SBY menyuruh Sudi mengucapkan beberapa kalimat dalam bahasa Jawa kepada Presiden Jokowi. (Baca: Datang ke Kantor JK, SBY: Gantian) Padahal Sudi bukan berasal dari suku Jawa. Sudi lahir di Pematangsiantar, Sumatera Utara pada 13 Juli 1949. Sudi kemudian memenuhi permintaan SBY. Ia menyebutkan beberapa kalimat dalam bahasa Jawa. (Baca: SBY: Perpu Pilkada Sesuai Aspirasi Publik) Mengalirlah kata-kata krama inggil dari Sudi, yang disambut gelak tawa SBY dan Jokowi. "Bahasa krama-nya, krama keraton," kata Menteri Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto yang turut serta dalam pertemuan tersebut, Senin 8 Desember 2014. (Baca: SBY Satu Sikap dengan Jokowi Soal Perpu Pilkada) Pertemuan dilanjutkan dengan menyeruput teh. Mereka tidak lagi membicarakan bahasa Jawa, tapi soal Global Green Growth Institute (GGGI), sebuah organisasi yang dipimpin SBY sejak November lalu. GGGI adalah organisasi yang bermarkas di Seoul, Korea Selatan, bergerak di bidang peningkatan pelestarian lingkungan. (Baca: Kembali ke Istana, SBY: Apa Kabar Semua?) SBY dipilih menjadi ketua organisasi itu menggantikan Rasmussen dari Denmark. Ke Istana Merdeka, SBY mengundang Jokowi untuk hadir dalam GGGI Summit di Bali pada Juli tahun depan. "Sejak November 2014 saya memimpin GGGI untuk dua tahun mendatang dan akan ada pertemuan di Bali yang dihadiri 23 negara. Saya mohon Presiden Jokowi hadir dan beliau bersedia. Saya bersyukur dan senang sekali," kata SBY. (Baca juga: Kunjungi Cina, SBY Sibuk Foto Selfie) Selain membahas GGGI, pembicaraan SBY dan Jokowi menyangkut politik, yaitu mengenai revisi Perpu Pilkada. SBY menegaskan bahwa posisinya sama dengan Presiden Jokowi, yaitu revisi perpu itu menjadi undang-undang untuk disahkan oleh DPR. Jokowi mengatakan kesepahaman di antara keduanya kemungkinan bisa berlanjut untuk kebijakan-kebijakan lain. "Ini bisa menjadi pintu gerbang untuk yang lain. Sekarang memang perpu dulu," kata Jokowi. Pertemuan yang berlangsung kira-kira 35 menit itu selesai sekitar pukul 14.00 WIB. Jokowi kemudian mengantar SBY dan Sudi Silalahi menuju mobil yang diparkir di halaman Istana Merdeka. Keduanya tampak sumringah meninggalkan Istana.